RUMAH KITA | Secara umum, rakyat Kebanyakan tidak percaya kepada caleg.Persepsi publik kepada caleg:
dia mau jadi anggota legislatif hanya untuk berkuasa.Menaikkan status sosialnya dan memperkaya diri.
Bila dia berjanji pada saat kampanye, itu hanyalah siasat, yang kelak akan di ingkarinya.
Persepsi publik demikian, bukan tanpa alasan.Persepsi itu muncul berdasarkan pengalaman. Tidak Sedikit caleg setelah terpilih konsisten dengan janjinya.Kebanyakan ingkar! Maka sesungguhnya, rakyat itu sudah jenuh di tipu.Kadang sudah muak! Hatinya menjerit dan mengumpat!
Bila tiba musim kampanye, bayangan publik adalah gombal lagi.Bila ada niat baik atau misi yang mulia dari para caleg, sudah acuh, kurang direspon.
sama saja!
Tidak ada alasan yang kuat bagi rakyat untuk memilih caleg tertentu. Paling hanya karena masih ada hubungan kekerabatan, atau sahabat dari caleg tersebut. Karena tidak punya alasan, maka rakyat tidak mau rugi. Minimal waktunya yang dua puluh detik di bilik suara itu terbayar. Sehingga nilai waktu itu harus dibayar oleh caleg.Dia tidak peduli seperti apa caleg itu setelah menang. Kalau pun kelak dia ingkar, setidaknya dia sudah dibayar atas hak yang diberikannya.
Biasanya, bayaran untuk caleg DPRD kab/kota lebih tinggi dibanding DPRD Provinsi dan pusat. Sesuai dengan hukum pasar.Semakin tinggi permintaan maka harga semakin tinggi.
Lalu, siapa yang salah dalam hal ini? Yang pasti bukan rakyat! Sesungguhnya rakyat adalah korban para politisi bobrok. Prinsipnya harus terpilih!sehingga cara paling mudah mencapai itu adalah dengan memanfaatkan kelemahan rakyat, menggadaikan kedaulatan rakyat dengan uang receh.
Munculnya politisi bobrok adalah karena ulah elit partai politik yang tidak selektif memilih calon legislatifnya. Kebanyakan partai politik.
Problem ini yang ingin dipecahkan KOMUNITAS RUMAH KITA saat ini,Berani memilih calon legislatifnya dengan menekankan jika menang kelak komitmen membawa jargon *MARSIPATURE HUTA NA BE"
khususnya kecamatan hutabayuraja keseluruhan.
Disadur dari berbagai sumber
[team Rumah Kita]
Komentar
Posting Komentar